:::: MENU ::::
  • Weather Station All Series

  • Weather Station Kit

  • Online Monitoring Weather Situation

Minggu, 04 September 2016

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan terus melakukan Teknologi modifikasi cuaca berupa penebaran garam. Tetapi, ketersediaan pesawat menjadi kendala. BPPT menggunakan sebuah pesawat Hercules untuk menebar garam pada hari Selasa (14/1/2014). Seyogyanya penggunaan teknologi ini butuh minimal dua pesawat, menurut BPPT. BPPT berinisiatif menggunakan pesawat perintis sebagai alternatif untuk membantu modifikasi cuaca tersebut.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Hujan Buatan BPPT Heru Widodo, di Gedung BPPT Thamrin, Jakarta, Senin (20/1/2014) mengungkapkan "Kami coba gunakan satu atau dua dari empat pesawat perintis milik BPPT, meskipun kecil semoga bisa membantu," .

Teknik penyemaian itu sudah dilakukan sembilan kali terhitung hingga hari Senin. Hal inipun dinilai belum cukup maupun optimal. Oleh karena itu, kata Heru, BPPT sudah mengirimkan surat ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan TNI AU untuk dapat meminjam pesawat.

Tetapi, penambahan armada pesawat tidak mudah dilakukan. Daftar penerbangan untuk semua pesawat milik TNI Angkatan Udara telah penuh. Armada ini antara lain dipakai untuk mengirimkan bantuan ke Manado, Sulawesi Utara, dan para pengungsi letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Sesuai instruksi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, permintaan bantuan pinjaman pesawat dikirimkan BPPT pada Desember 2013. BPPT tidak mendapatkan surat perintah dari TNI AU untuk penggunaan pesawat militer yang dibutuhkan.

BPPT hanya bisa melakukan penerbangan rekayasa hujan yang intensitasnya dapat diukur dengan weather station satu hingga dua kali sehari akibat keterbatasan pesawat tersebut. Padahal, target semula adalah lima sampai enam kali sehari. Penyemaian dilakukan di Selat Sunda dan Pantai Pelabuhan Ratu Sampai Senin, garam yang ditabur mencapai 34 ton.

"Rencana kami akan dilakukan sampai Maret. Mudah-mudahan sambil jalan (bisa) nambah pesawat. Karena kan belum sampai puncak musim hujan, perkiraan puncaknya tanggal 21-22 ini," ujar Heru.

Data yang diambil berdasarkan deteksi dari satelit, curah hujan yang dapat diukur dengan weather station di wilayah Jakarta pada 1 sampai 13 Januari 2014 tercatat mencapai 238,87 milimeter dan pada 14 sampai 18 Januari 2014 sudah turun menjadi 129 milimeter. Modifikasi cuaca, sebut Heru, sudah mengurangi curah hujan sebanyak 166 milimeter.

Menurut perhitungan BPPT, modifikasi cuaca sudah menurunkan curah hujan hingga 22,27 persen. "Teknologi ini tak mampu menghilangkan hujan. Hanya mengurangi," kata Heru.

Kutipan : kompas

Contact Us :
Alamat :Jl. Radin Inten II No. 62 Duren Sawit Jakarta 13440, Jakarta Indonesia
Kota :DKI Jakarta - Jakarta Timur
Telephone :(021) 8690 6777
Fax :(021) 8690 6770
E-mail :sales@alatuji.com
Website :http://alatuji.com/
Nama Kontak :Bpk. Ibu Sri dan Bpk. parmin
Handphone :0813 8742 8586, 0816 1740 8927

0 komentar:

Posting Komentar

A call-to-action text Contact us