Tembakau merupakan salah satu penghasilan terbesar bagi Indonesia dengan ikut menyumbangkan devisa setiap tahunnya kepada negara. Indonesia pun dikenal sebagai penghasil rokok dengan kualitas terbaik yang sudah tersohor hingga mancanegara. Dengan banyaknya produksi rokok baik skala kecil maupun besar para petani tembakau sangat tergantung pada keadaan cuaca di wilayahnya.
Petani tembakau di Sumenep, Jawa Timur seharusnya seluruh petani telah menanam bibit tembakau di daerah mereka karena telah memasuki musim tanam tembakau. Namun, tak seperti tahun – tahun sebelumnya seperti tahun lalu ketika masuk bulan ke-5 petani sudah menanami ladang tembakau mereka. Sekarang, walaupun sudah memasuki bulan ke-7, petani yang menanami bibit tembakau masih dapat dihitung dengan jari jumlahnya.
Lalu, apa alasannya dapat terjadi hal seperti itu ? Alasan petani tembakau yang tidak berani menanam bibit tembakau mereka pada masa tanam karena terhalang oleh cuaca yang tidak menentu dan terjadinya penyimpangan cuaca ( anomali cuaca ).
”Jika hujan terus, tentu saja kami tidak berani untuk tanam tembakau. Karena cuaca buruk dan tak menentu bisa menyebabkan bibit tembakau mudah rusak,” kata Samiuddin (44 tahun), petani tembakau asal desa Patean, Kecamatan Batuan, Sumenep, Minggu, 30 Juni 2013.
Kondisi cuaca saat ini menurutnya tetap menjadi patokan utama untuk tanam tembakau. Jika cuaca tidak menentu atau anomali cuaca terus menerus karena sering hujan akan terus dapat merusak tanaman tembakau yang ingin ditanam.
”Semoga hujan ini akan segera berakhir sehingga kami bisa tanam tembakau,” ujarnya.
Di lain tempat, Zainal petani lain asal desa Basoka, Kecamatan Rubaru mengatakan bahwa kondisi cuaca saat ini memang sangat jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Seharusnya, ketika bulan ke-7 dan ke-8 sudah banyak petani yang akan memanen tembakaunya. Namun, saat ini jangankan memanen tembakau, menanam tembakau mereka pun belum banyak yang memulai akibat anomali cuaca.
Dia mengatakan ”Kami masih belum berani tanam tembakau karena masih menanti perkembangan cuaca. Jika sudah benar-benar musim kemarau, kami akan tanam tembakau. Semoga akan segera berakhir anomali cuaca ini,”.
Dia menambahkan, para petani di daerahnya mengambil langkah ini karena tidak ingin mengambil resiko kerugian karena tembakau rusak. Selama ini, lanjutnya, tembakau memang termasuk tanaman musiman yang sangat didambakan oleh para petani karena harganya yang lumayan tinggi dan dapat dipasok ke berbagai wilayah Indonesia bahkan mancanegara.
”Jika selalu hujan, bukan menjadi dambaan lagi,” katanya.
Anomali cuaca seperti ini memang banyak mengandung penyebabnya antara lain kecepatan angin dan temperatur atau suhu laut. Kecepatan angin dapat diukur dengan instrument yang ada dalam paket weather station yang telah terbukti memberikan data akurat mengenai data kecepatan angin di setiap lingkungan cuaca.
Lalu dengan temperatur atau suhu laut juga dapat dibantu dengan weather station. Karena dalam paket weather station tersebut suhu sekitar lingkungan akan didapatkan datanya setiap wilayah pengukuran. Pengaruh lainnya adalah kelembaban, jika memasuki musim tanam bakau seperti ini weather station dapat mengukur kelembaban terbaik untuk memasuki musim tanam.
Jika anomali cuaca atau penyimpangan cuaca terus menerus terjadi, tentunya akan terjadinya penurunan produksi tembakau terbaik Indonesia dan tentunya akan berpengaruh buruk sehingga menimbulkan kerugian besar bagi petani dan menurunnya penghasilan devisa negara.
Kutipan : actual co
Contact Us :
Alamat : | Jl. Radin Inten II No. 62 Duren Sawit Jakarta 13440, Jakarta Indonesia |
Kota : | DKI Jakarta - Jakarta Timur |
Telephone : | (021) 8690 6777 |
Fax : | (021) 8690 6770 |
E-mail : | sales@alatuji.com |
Website : | http://alatuji.com/ |
Nama Kontak : | Bpk. Ibu Sri dan Bpk. parmin |
Handphone : | 0813 8742 8586, 0816 1740 8927 |
0 komentar:
Posting Komentar